Jangan salahkan aku
Kalau akhir-akhir ini,
kata kata dan puisi
acak menyapaku
Bukan tiada lagi kerahku
untuk menggemakan rindu:
Tapi hati ini sudah cukup syahdu
dan penuh tergenapi dengan adamu
Tanpa merasa perlu mengais rima
Dan memaksa inspirasi hinggap di jiwa
Ini kita pada nyata, dan aku tak mencoba merayu
Jadi kurasa, tiada guna mengais bait yang mendayu
Karena aku sudah cukup haru biru
Mensyukuri tiap milisekon adamu
Dan tiap tatapku pada hidup
Aku menemukanmu,
Mendapatimu
Dimana saja.
Di relung cahaya,
Di imaji sore senja,
Bahkan
Di tiap acak impulse yang dituangkan takdir padaku
Kamu terbias
Bukan hanya pada kata dan irama
Tapi pada laku,arti dan makna
Kalau akhir-akhir ini,
kata kata dan puisi
acak menyapaku
Bukan tiada lagi kerahku
untuk menggemakan rindu:
Tapi hati ini sudah cukup syahdu
dan penuh tergenapi dengan adamu
Tanpa merasa perlu mengais rima
Dan memaksa inspirasi hinggap di jiwa
Ini kita pada nyata, dan aku tak mencoba merayu
Jadi kurasa, tiada guna mengais bait yang mendayu
Karena aku sudah cukup haru biru
Mensyukuri tiap milisekon adamu
Dan tiap tatapku pada hidup
Aku menemukanmu,
Mendapatimu
Dimana saja.
Di relung cahaya,
Di imaji sore senja,
Bahkan
Di tiap acak impulse yang dituangkan takdir padaku
Kamu terbias
Bukan hanya pada kata dan irama
Tapi pada laku,arti dan makna