Thursday, June 19, 2008
Friday, May 30, 2008
Impulsive Travellers....
Impulsive travelling ini berhasil kutularkan ke salah satu best friend ku buat nemenin aku ke wedding nya temen di Singapore..dia yang tadinya ngga ada rencana samasekali, setelah ku provokasi, tiba2 kemaren sore say "YES" (halah) dan malemnya konfirm kalo dia udah dapet tiket pesawat buat ikut weekend an di Singapore, hohohhoohohoho!!
Jadi, pagi ini, dua orang impulsive travellers bakal pergi weekend an dan ke wedding temen saya di Singapore! I Bet there will be lots of funny and crazy unplanned moment, as usual when I decided to travel impulsively...hehehehe
*WiniYangKaloDirencanakanTravelNyaGaJadiMelulu*
Tuesday, May 27, 2008
Catatan pagi di sebuah Rig
Tak seperti fajar sebelumnya, yang menyeruak kuat dengan sinar merah keemasan yang dengan congkaknya berkata : hari sudah pagi! Dan merajut lini agung dari semburat surya yang tak mampu lagi disembunyikan awan..yang mengalah pelan pelan sambil mempersilahkan dian mematut dirinya di permukaan laut dengan sempurna. Dan lautpun memantulkan bayang keemasan yang menyilaukan mata pada riaknya...
Pagi ini, langit hanyalah satu kanopi biru agung tempatku istirah sejenak dari lelah.....
*3rd hand mulu...cape deeeee...kpn gw breakotnya?!?!:(*
Thursday, May 22, 2008
Tentang berjalan
--Alfred Pennyworth, Batman Begins, 2005
Saat seseorang yang berjalan kaki menuju suatu tempat, pasti ada saat dimana jalan yang dilaluinya nggak mulus,becek (ngga ada ojek juga...:D), bumpy, berlubang lubang n nggak gampang dilalui. Ada saatnya juga rintangan rintangan ini kadang membuat kita terpeleset, terperosok, jatuh terus luka.
Masalahnya, ketika luka di kaki saya terlalu sakit buat diajak berjalan, saya sering berpikir untuk berhenti. Tapi lalu saya ingat....akan selalu ada dua pilihan untuk diambil - yang pertama, diam saja, tenggelam dalam luka dan rasa sakit dan berhenti berjalan. Pilihan ini seringkali jadi salah satu pilihan yang paling mudah diambil, karena tidak membutuhkan pertimbangan, keberanian dan guts sama sekali. Pilihan kedua adalah pilihan yang sulit untuk diambil - untuk tetap bertekad meneruskan berjalan walau kaki luka dan sakit. Mengumpulkan atom atom keberanian dan kekuatan untuk tetap menyeret kaki yang luka. Tapi pilihan kedua bukan cuma tentang sok berani, sok tidak merasakan luka dan sok memaksa diri untuk berjalan. Pilihan kedua adalah tentang mempelajari kenapa kita bisa jatuh, memahami sebuah rasa sakit dalam hati kita, apa penyebabnya, dan bagaimana mencegahnya agar tidak terjadi lagi. Belajar soal diri kita sendiri. Belajar berdiri.
Dan yang nggak kalah pentingnya....belajar bahwa kalau kita luka, kita tidak bisa langsung berdiri dan jalan lagi. Kita butuh sejenak waktu untuk duduk menikmati rasa sakit tapi tidak tenggelam di dalamnya. Untuk mengeluh sebentar tapi tidak menyerah karenanya. Untuk mendiamkan luka sebentar, lalu pelan pelan (sambil menahan sedikit sakit...) berdiri dan berjalan lagi. Akan selalu dibutuhkan sedikit waktu (satu milisekonpun...pasti butuh..) untuk bisa bangkit kembali. Tapi itu tak berarti kita berhenti......
*Dedicated to mum and dad..the reason why i'm still strong enough to walk until now*
Monday, March 10, 2008
#3 The Best One Night Stand ever...
5.30 AM.
“Shit”
Seruni menggeliat keluar dengan malas dari bed covernya, dan mengangkat telepon genggam usangnya (yang btw, selalu diledek oleh orang-orang di Mauve karena sangat out of date dan sering hang – mau bagaimana lagi, toh ia baru sebulan jadi anak baru di Mauve, dan masih harus menyimpan gajinya dengan hati-hati).Diam-diam ia memaki dalam hati siapapun yang menelpon sepagi itu di hari minggu.
“Huahmmm..Mm..Haaallo…”
“Hi my
“Heyy....”
“Buka pintunya dong sayang?”
Kabut yang tadinya berputar di kepala Seruni gara-gara kurang tidur tiba-tiba sirna diganti matahari pagi. Seruni terloncat bangun, buru buru memakai kimononya dan membuka pintu kamar apartemennya.
“Pagi Seruni....”
“Pa..”
Sebelum Seruni mampu mengucapkan suku kata kedua, Arya sudah melingkarkan tanga kokohnya di pinggul Seruni dan menciumnya, dalam sekali... This guy really knows how to start a great Sunday, pikir Seruni. Dan ia balas mencium Arya, menenggelamkan diri dalam pelukannya.
Dan matahari pagi mulai bersinar, cerah sekali.
***
Seruni masih ingat pertama kali ia bertemua Arya di rig 14. Ia waktu itu masih seorang preschool trainee
Berawal dari 5 minutes chat rutin ketika Arya sering datang ke unitnya menanyakan survey, ataupun saat Seruni datang ke mud lab untuk meminta mud report, Seruni dan Arya jadi dekat. Dan entah kenapa, para kru kru rig sepakat untuk menjodohkan mereka..
Saat drilling di rig 14 selesai, Arya meminta Seruni untuk tetap meng sms nya. Dan entah mengapa, sms – sms yang masuk mulai menjadi sesuatu yang Seruni rindukan. Kata-kata manis Arya. Kangen, miss u, sending u kisses, sleep well n dream of me! mulai muncul di sms Arya. Padahal mereka hanya kenal dua minggu.Dan tiba tiba Seruni jadi tak sabar menunggu kapan pekerjaan Arya selesai. Dan Seruni juga tahu, Arya sudah punya seseorang...
Seruni bertemu Arya di kota dua minggu kemudian setelah ia pulang dari rig. Pagi pagi sekali Seruni sudah muncul di lobby hotel bintang 5 tempat Arya menginap.
“ Hi..”
“ Hallow...gimana kerjaan di 14? Lancar?”
“ Ni, bisa kan kita nggak ngomongin kerjaan? Ke kamarku langsung yuk, ngobrol disana aja..lagian aku beli coklat buat kamu. Kamu suka coklat kan?”
“ Oke de...ikut aja apa kata mud engineer, hhehe”
Arya menggenggam tangan Seruni dan mengajaknya naik, sambil mencium pipinya pelan.
“Mm..kangen kamu”
Seruni tersenyum. Ia tahu ini akan jadi purely a date, tanpa peduli komitmen , emosi ataupun semua tetek bengeknya. Arya tidak mungkin jatuh cinta padanya, begitu pula ia. Mereka berdua hanya butuh seseorang untuk melepas penat dan bersenang-senang sejenak. And maybe a one night stand.
Dan it was the best one night stand ever.
#2 Singkat
Sebentar lagi natal, pikir Seruni menerawang. Pasti rekan se tim nya, Eric, dongkol dan sedih setengah mati. Bayangkan, 2 hari lagi natal dan ia bermil-mil jauhnya dari kota kelahirannya di utara Prancis. Belum lagi nampaknya drilling masih akan berlangsung 4 hari lagi hingga Total Depth. Pasti sekarang rekannya itu sedang bekerja sambil meratapi mimpi tentang white Christmas dan hangatnya suasana Christmas supper sekarang. Seruni ingat lebaran pertamanya jauh dari rumah beberapa bulan yang lalu, sama seperti sekarang, terjebak di land rig sebagai
“Past will no longer be a cherished dream”. Begitu kata fortune cookie yang dibuka Seruni terakhir kali ia makan di sebuah restoran cina favoritnya di
#1 Pennies From Heaven
Mengapa dengan Arya? Karena Seruni tahu, Arya tidak mungkin jatuh cinta padanya. Karena itulah Seruni mengatakan ‘ya’. Karena ia tau, ini hanya akan jadi purely one night stands. That’s it. Dan itu yang ia butuhkan sekarang.
***
Baruna tidak akan pernah berhenti mencintai Seruni. Biarpun wanita itu menganggapnya cengeng, tidak berpotensi, dan menyebalkan. Biarpun itu berarti mendengarkan cerita Seruni tiap minggu lewat telpon interlokal tentang para high quality jomblo di base nya, biarpun itu mendengarkan curhat rutin Seruni tiap minggu tentang affair tak berkesudahannya dengan banyak pria. Biarpun itu berarti menjadi tempat sampah. Biarpun itu berarti tersakiti.
***
Jati tidak bisa memungkiri ia kangen Seruni. Kangen harum tubuhnya. Kangen tawanya, kangen rasa nyaman kala ia bersandar di pelukan Seruni. Tapi ia juga tak bisa memungkiri kalau Seruni hanya akan jadi temannya. HTS nya, mungkin. Tapi Seruni bukan ‘the one’. Tidak setelah Jati menyakiti hatinya. Lagipula Jati masih ingin bermain…menikmati dunia, dan jatuh cinta dengan banyak orang..dan ia tahu begitupula Seruni. Mereka masih ingin mengendarai roller coaster cinta sepuasnya..menghempas diri ke titik terendah dan tertinggi, bermain sepuasnya.. Karena itu tiap minggu mereka bisa tertawa bersama tentang petualangan, tentang merry-go-round hidup, tentang kembang api malam hari, tentang siapa naksir siapa, dan tentang affair terakhir dan kecup terakhir. Dan setelah itu Jati masih bisa mengeluh betapa ia ingin dipeluk Seruni, dan Seruni akan menertawainya. Habis-habisan.
***
Arya tidak akan mampu melepas Disti. Tidak peduli seberapa menariknya Seruni. Tidak peduli seberapa kagetnya ia dengan perasaannya sendiri, yang tiba-tiba tetarik dengan seorang gadis yang mulanya hanya ia dekati karena purely opportunist one night stand. Tidak peduli seberapa dalamnya ia berharap bahwa ia bertemu Seruni dua tahun yang lalu, sebelum ia bertemu Disti. Tidak peduli seberapa sakitnya mengkhianati rasa yang diam-diam datang. Walaupun itu berarti membuat Seruni menagis…(Walau ia tahu Seruni terlalu angkuh dan kuat untuk menangis…Entah mengapa Arya sedikit berharap Seruni akan menagis..paling tidak sedikit menitikkan air mata) . Arya tahu ia tidak bisa meninggalkan Disti dua bulan sebelum pernikahan mereka. Titik. Walau itu berarti nantinya ia akan menangis setiap kali hujan dating , teringat pada wanita yang membawa kesegaran baru di kemarau hidupnya. Yang dengan sintingnya menariknya keluar dan menari di tengah hujan, alih alih membuka payung dan berteduh. Yang dengan naïf nya, membuatnya percaya kalau pennies from heaven ada di tiap rintik gerimis.